EPISTEMOLOGI PHENOMENOLOGIK

Syahrudi Ramli

Abstract


Ismail al Faruqi dalam salah satu tulisannya yang berjudul Islamisasi ilmu­ilmu Sosial mengatakan bahwa para ilmuwan sosial Barat dengan nada sombong menyatakan bahwa penelitian-penelitian mareka bersifat objektif, padahal mareka terjerumus ke dalam bias dan objetivitas yang mareka klaim hanyalah impian. Apalagi Antropologi merupakan ilmu sosial yang paling mencolok menganggap obyek penelitiannya masyarakat-masyarakat "primitif” di luar masyarakat Barat, masyarakat yang dijajah yang tak mampu tak mampu mengangkat tangan secara kritis terhadap para penjajahnya. (al Faruqi, 1991:7) Memang faham yang berkembang saat itu mengandung etnocentrisme Barat yang menganggap budaya Barat sebagai superior. Bagian dunia lain tentu saja inferior. Rasionalisme menjadi dasar perkembangan antropologi, setidak-tidaknya pada tingkat awalnya. Oleh sebab itu dalam melihat dunia lain, misalnya masyarakat Timur, mareka ini, yakni kaum antropolog, bertitik tolak pada nilai-nilai yang berkembang di lingkungannya sendiri, yang pada waktu itu sedang beranjak dalam proses industrlisasi. Masyarakat lain dianggap primitif. Masyarakat primitif adalah masyarakat yang masih percaya kepada magis dan adanya dunia supernatural. Semuanya itu dianggap tidak rasional.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.62748/tarbawi.v7i01.12

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Indexex By ;

   

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

TARBAWI
Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Darul Hijrah Martapura
Jalan Cindai Alus RT.08 RW.03, Desa Cindai Alus,
Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar,
Provinsi Kalimantan Selatan.
Email: tarbawi@stitdarulhijrahmtp.ac.id
 
Lisensi Creative Commons
TARBAWI Journal is licensed under a  Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .